Kamis, 02 Juni 2011

Demam dan memendam

ku kirimkan bait-bait kejujuran dari tiap apa yang ku rasakan
meski kata-kata tak pernah menyapa di antara kita berdua
meski canda tawa tak pernah ada bersamaku dari waktu yang berlalu
meski ku selalu menatap, meski kau tak pernah mau menghadap


tahukah kamu ?
di saat ku tuangkan bait-bait kejujuran ini di atas kertas
jauh dasar hatiku ku sadar, mungkin aku tak pernah pantas
tuk katakan resahku di hati di saat aku menanti
tuk jujur kepadamu, bahwa kaulah di sana sang pemilik hati


percayakah kamu ?
bahwa ku tak mampu bertahan
dari perasaan hati yang meresahkan
untukmu wanita yang sangat ku kagumkan
darimu yang mampu meluluhkan

ku ingin kau bertanya sesuatu
tentang perasaan hati yang menyusup bilik hatiku
tentang cahaya yang menyinari tiap malamku
tentang wanita yang aku damba yaitu kamu

ku ingat hari itu
hari di mana pertama kali ku lihat kamu
hari di mana ku rasakan debar-debar halus perasaan itu
hari di mana ku temukan segenap perasaan yang menggelisahkan

di setiap malam hari kan menyapa
ku terdiam di ruang bisu tanpa untaiaan suara
hanya suara hati yang terus meraung tanpa henti

 
namamu..
ku sebut namamu..
namamu yang membuat ku termengu
namamu yang membuat ku kelu
namamu yang terus menghantu
namamu yang terus menhantu tanpa batas waktu..

0 komentar:

Posting Komentar